سورة الإسراء - سورة ١٧))
وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُواْ إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلاَ تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيمًا (٢٣) وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا (٢٤) رَّبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا فِي نُفُوسِكُمْ إِن تَكُونُواْ صَالِحِينَ فَإِنَّهُ كَانَ لِلأَوَّابِينَ غَفُورًا (٢٥)
[Surah Al-Israa’ 17:23-25]
Terjemahan:
(23)Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua ibu bapamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
(24)Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka berdua sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.
(25)Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada di dalam hatimu; jika kamu orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang tobat.
Tafsiran Al-Ayat:
Ayat 23:
Allah SWT melarang syirik dan menyuruh agar kita tauhid. Dia melarang kita menyembah apa saja, baik dibumi maupun di langit, baik yang hidup maupun yang sudah mati. Kecuali kepadaNyaYang Maha Esa yang memiliki segala sifat kesempurnaan. Kemudian Dia susuli dengan perintah agar kita menunaikan kewajipan kita terhadap ibubapa.
“Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibubapamu dengan sebaik-baiknya“ artinya: Berbuat ihsanlah kamu terhadap mereka berdua, dengan segala bentuk ihsan, baik melalui perbuatan atau perkataan, karena mereka berdualah penyebab zahir kita di atas muka bumi ini.
“maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada mereka berdua perkataan “ah” artinya: janganlah kamu menyakiti hati mereka walaupun dengan cara yang amat kecil/halus.
Pemahaman yang dapat diambil dari ayat ini (mafhum muafaqah) ialah lebih-lebih lagi dilarang jika menyakiti hati mereka dengan cara yang lebih besar seperti memukul, mengherdik, menyumpah, memaki dan mengeluarkan kata-kata kesat lainnya.
“Dan hendaklah kamu ucapkan kepada mereka perkataan yang mulia” artinya: ucapkanlah kepada mereka dengan menggunakan kata-kata yang mereka berdua sukai, dengan lemah lembut, bersopan santun. Pokoknya dengan kata-kata yang bolih menyenangkan hati mereka. Dan hal ini berbeda-beda menurut keadaan, adat istiadat dan masa.
Ayat 24:
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang”, bersikap tawadhu’lah terhadap mereka dengan penuh kasih sayang semata karena mengharapkan ganjaran dari Allah (ihtisaban), bukan merendah karena takut kepada mereka ataupun karena mengharap sesuatu yang ada pada sisi mereka atau lain-lain motif yang bolih menghalang ganjaran daripada Allah.
“Katakanlah: Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil“ maksudnya: Berdoalah untuk mereka, baik ketika mereka masih hidup ataupun setelah mereka meninggal dunia, sebagai balasan di atas segala jerih payah mereka mendidik kita waktu kecil. Pengajaran yang dapat kita ambil dari ayat ini ialah jika bertambah pendidikan yang mereka berikan kepada kita maka bertambah pulalah hak ibubapa itu.
Begitu juga para guru (selain ibubapa) yang telah mengajar kita dengan penuh dedikasi, baik ilmu keduniaan ataupun ilmu agama, maka mereka juga ada hak terhadap anak didik mereka iaitu hak pendidikan.
Ayat 25:
“Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada di dalam hatimu”, maksudnya: Tuhanmu Maha Mengetahui apa yang terpendam di dalam sanobarimu, samada baik atau jahat. Dia tidak melihat pada perbuatan dan tubuh badanmu, tetapi yang dilihatNya ialah hatimu dan apa yang terdapat di dalamnya, apakah baik ataupun buruk.
“Jika kamu orang yang baik”, maksudnya: jika tujuanmu dan maksudmu masih di dalam lingkungan mengharap keredhaan Allah, dan keinginanmu untuk mendekatkan diri kepada Allah, dan tidak sedikitpun di dalam hatimu tersemat keinginan kepada selain Allah.
“Maka sesungguhnya Dia Yang Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat” maksudnya: Allah senantiasa bermurah hati untuk memberi ampunan, pada setiap masa, bagi orang-orang yang sedar akan kekhilafan masa silam lalu bertobat kepadaNya.
Jadi barangsiapa yang hatinya dilihat olih Allah, dan ternyata di dalam hatinya tidak lain merasakan ingin kembali ke jalan yang benar (tobat, cinta kepada Allah, suka mendekatkan diri kepadaNYa, sekiranya di dalam kehidupan sehari-hari terjadi kadang-kadang perkara-perkara yang didorong olih tabiat kemanusiaan, seperti tersilap kata, terkasar bahasa, tindakan yang kurang sopan terhadap meeka berdua, maka itu semua akan diampunkan olih Allah, selagi sifat/sikap itu hanyalah sifat/sikap yang mendatang secara tidak sengaja dan bukan sifat yang berkekalan.
Hadis-Hadis Nabi (sallallahu alayhi wasalam):
Supaya lebih mantap penjelasan tentang perkara ini, di bawah ini akan kita perkuatkan dengan beberapa hadis Nabi (sallallahu alayhi wasalam), antaranya:
Dari Anas Bin Malik (ra) katanya: Telah bersabda Rasulullah (sallallahu alayhi wasalam): “Barangsiapa yang ingin agar umurnya dipanjangkan dan rezkinya dimurahkan, maka hendaklah dia berbuat baik kepada kedua ibubapanya dan menghubung silaturrahmi”. (HR Imam Ahmad)
Dari Abdullah Bin Mas’ud (ra) katanya: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah (sallallahu walayhi wasalam): Apakah amal yang paling disukai olih Allah? Jawab baginda: Salat pada waktunya. Aku bertanya lagi: Kemudian apa pula? Jawabnya: Berbuat baik kepada kedua orang ibubapa. Aku bertanya lagi: Kemudian apa pula? Jawabnya: Berjihad pada jalan Allah”.
(HR Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah Bin ‘Amr Bin ‘Ash (ra) bahwa Rasulullah (sallallahu walayhi wasalam) bersabda: Ada tiga golongan yang diharamkan olih Allah masuk syorga: Kaki botol, orang yang durhaka kepada kedua ibubapanya, dan orang yang dayus (membiarkan isterinya berbuat serong).
(HR Imam Ahmad)
Dari Ibnu Omar (ra) katanya, telah bersabda Rasul (sallallahu walayhi wasalam): “Berbuat baiklah kepada kedua orang ibubapamu, niscaya anak-anakmu akan berbuat baik pula kepadamu, dan bersikap jujurlah kamu niscaya isteri-isteri kamu akan bersikap jujur pula terhadapmu”. (HR At-Thabarany)
Daripada Abi Bakrah (ra) daripada Nabi (sallallahu alayhi wasalam) sabdanya: “Tiap-tiap dosa dilambatkan olih Allah apa yang Dia kehendaki (siksaan atau ampunan) pada hari kiamat nanti, kecuali durhaka kepda kedua orang tuanya, maka siksaannya akan Allah nampakkan di dunia ini lagi sebelum dia mati”. (HR Al-Hakim dan Al-Ashbahaany)
Dari Abu Hurairah (ra), dari Nabi (sallallahu alayhi wasalam) sabdanya: Dia hidup terhina dan mati juga terhina (baginda ulangi 3 kali), lalu baginda ditanya: Siapakah yang tuan maksudkan itu? Jawabnya: Iaitu orang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari mereka dalam usia tua, kemudian dia (si anak) tidak masuk syorga”.
(HR Imam Muslim)
Pandangan Para Ulama:
Imama Al-Qurthuby berkata: Ihsan kepada ibubapa ialah menyesuaikan tingkah laku kita dengan kehendak mereka, selagi kehendak mereka itu bukan maksiat kepada Allah.
Imam Al-Fudhail Bin ‘Iyadh berkata: Ihsan kepada mereka ialah kita tidak malas melayani, tidak mengangkat suara dihadapan mereka, tidak melihat mereka dengan menjeling, hendaklah mengasihi mereka selagi mereka masih hidup dan mendoakan mereka setelah meerka meninggal dunia.
Faedah Berbuat Baik Kepada Ibubapa:
i. Panjang umur dan murah rezki
ii. Terhindar dari malapetaka
iii. Mendapat keredhaan Allah
iv. Dia adalah amal salih yang paling afdhal
v. Anak-anak kita akan berbuat baik kepada kita
vi. Orang lain akan hormat kepada kita.
Bahaya Durhaka Kepada Mereka:
i. Dia adalah dosa yang paling besar setelah syirik
ii. Azab Allah akan dinampakkan di dunia sebelum di akhirat
iii. Diharamkan daripada masuk syorga
iv. Hidup dan mati dalam keadaan terhina
v. Sulit mengucap kalimah tauhid sebelum mati